Sunday 16 October 2011

Ambil Ambillah - Ahli Fiqir


Di ruang-ruang kota
Di celah-celah pinggir desa
Di dalam banglo bilik istana kamar si rumah usang
Di dalam petak teratak usang si rumah sewa
Di dalam di mana saja
Di situlah bermula kisah ambillah

Di ruang-ruang hotel mewah berbintang lima
Di dalam bilik-bilik kecil katil hotel-hotel berharga murah
Di dalam hamparan bendang, ladang dan sawah
Di dalam taman, tasik segala bermula kisah ambillah
Di dalam semak belukar petak usang atau mobil mewah

Embun menjadi tegar kekasih saling berikrar
Merpati dua sejoli bermadu kasih perit, pedih, rintih, nikmat, keluh, resah
Jadi derita ambillah

Dari setitis air mengalir menjadi seketul darah dari seketul darah
Menjadi segumpal daging merah
Berdegup jantungnya bernangis bernyawa
Sayang hanya dibuat umpama seurat sebutir sampah
Tangisnya mengisi dunia
Siapa mamanya, siapa papanya
Siapa yang empunya?

Jangan ditanya siapa papa dan siapa mamanya lagi
Dia hanyalah bayi merah
Hanya bayi merah yang wujud dari rahim seorang wanita
Yang tidak dan belum mengerti apa-apa

Ambillah, ingin segeraku dengarkan azan ditelinga tika matamu pejam
Ingin segeraku kenalkanmu pada dunia saat tika matamu jaga
Ambillah, adakah kau bisa menghadapi semesta yang menanti
Dengan sejumlah sejuta taring yang berbisa
Senda, tawa hilai dunia usahlah kau kecewa berputus asa

Ambillah, inginku melihat dikau mendaki puncak bukit menara tinggi menghirup erti hidup
Memeluk sari enti bunga dunia memeluk alam semesta
Ambillah, inginku lihat kau dewasa merangkak bertatih jatuh bangkit bangun semula
Berlari ke kaki pelangi mengejar mimpi melewati samudera dengan sayap irama

Sesekali gendonglah dia ajaklah dia bicara sewaktu-waktu timanglah dia
Dan buat dia ketawa kerana dia juga seperti anak kecil yang lainnya

Tulislah luka ambillah, tulislah didinding-dinding rumah
Tulislah dikaca-kaca pada setiap wajah yang kau jumpa kalimah yang kau kutip dari butir sejarah
Tulislah duka ambillah, tulislah betapa hari-hari yang kau lalui, betapa kau sunyi sepi
Dinginnya sedingin salji, walau dirimu dipanas terik mentari

Tulislah rindu ambillah, tulislah diatas pasir dan tanah
Tulislah dengan jari-jemari yang tidak pernah merasa nikmat sentuhan papa dan mama
Tulislah, tulislah, tulislah ambillah
Agar dapatku khabarkan pada semua tidak akan lahir sejuta janin tak berdosa
Seorang lagi ambillah

Dan apabila tangisnya pertama kali mengisi dunia
Nyaring garing memecah suasana hening subuh gelita
Didalam dingin pagi begini embun menjadi saksi
Mentariku bersedih si gebu kecil menggigil si mongel kecil memanggil

2 comments: